Untuk Aditi, diriku sendiri...
Hari ini kamu hancur nak? sakitkah? sejak pagi kau hanya mengurung dirimu di kamar.
Dit, keluarlah, lihatlah dunia, hadapilah meskipun kau begitu malu menghadapinya dengan mata yang lelah dan sembap dan hati yang sedang hancur.
Di luar sana begitu banyak orang yang menantimu.
Dit, kamu cantik. Kamu gak perlu malu, kamu gak perlu marah, kamu gak perlu bersedih, kamu gak perlu takut dengan masa depanmu.
Di sana, di depan sana, masih ada Tuhanmu, masih ada kedua orang tuamu, masih ada keluarga dan sahabat yang mau menerimamu dengan begitu apa adanya.
Dit, luka itu, seperti luka lain dan luka manapun di dunia ini, akan disembuhkan oleh waktu, dan sekali lagi, kamu akan dilahirkan kembali sebagai seorang yang lebih dewasa. Nak, aku tahu luka itu sakit, tapi di hari nanti luka itu akan menutup dan hanya meninggalkan bekas. Luka itu tidak akan terasa sakit meskipun kau menekannya kuat-kuat. Ya, bekas. Di sana akan tertinggal bekas untukmu agar kau tidak melakukan sesuatu yang salah lagi, atau agar kau melakukannya dengan cara lain sehingga tidak terluka untuk yang kedua kali.
Dit, aku tau kau begitu mencintainya. Bahkan disaat seperti ini aku masih mendengarmu mengucap namanya dengan takzim dan penuh sayang. Bahkan disaat seperti ini aku tau kau masih melindunginya. Berdoalah. Bukankah akhir-akhir ini kau begitu jauh dari Tuhanmu? Dia menantimu Dit, dia menanti anakNya kembali. Mintalah kekuatan untuk mencintainya. Jangan menyerah. Cinta nak, cinta yang akan meluluhkan benci dan marahmu. Dan terlepas dari cinta itu nantinya akan berbalas atau tidak, bukankah hidup selalu lebih menyenagkan tanpa benci dan marah di hati? Semoga sukses Dit, semoga sukses dicobaan kali ini. Aku di belakangmu. Cintaku, Aditi Ari Sukma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar