Jumat, 28 Maret 2014

Please, Grow Up Mom!!!



Selamat malam, baru pulang nonton premier The Raid 2, keren banget film nya, asalkan larangan keras buat anak-anak di bawah umur untuk nonton. Bukan mau review The Raid 2 nya sih disini sekarang, cuma ada yang mengganggu, sangat mengganggu pikiran tadi.

Jadi ceritanya, sebelum film dimulai aku sama temen-temen makan dulu di Pizza Hut, ada banyak orang sedang makan disana, diantaraya ada ibu, anak balita dan babysister nya. Gak ada yang spesial sih awalnya, sampai aku sadar apa yang terjadi di sana, jadi yang kulihat saat itu adalah si anak perempuan balita yang lucu ini lagi disuapin sama babysister nya, sementara si Ibu sibuk banget ngutek-ngutek HP nya, ntah apalah yang dilihat, tapi serius, sama sekali dia gak memperhatiin anaknya. Astagaaa, apa yang telah dibawa perkembangan zaman sampai dia bisa melumpuhkan naluri keibuan seorang wanita.

Maaf bukannya suudzon, mungkin ibu tadi gak mengenal anaknya. Saat ditanya tetangganya, atau kerabat jauhnya sudah bisa apa si anak, atau tentang makanan kesukaan si anak, dia akan tanya dan memastikan dulu ke babysister nya. Ntahlah. Gambaran seorang ibu dibenakku bukan yang seperti itu. Ibuku dulu akan nge gendong anaknya jalan-jalan sampai jauh, sampai kami (aku atau adik-adikku) menghabiskan makanan di piring kecil kami. Dia akan bercerita, bernyanyi, atau apapun sehingga kami mau makan. Ya, mungkin hasilnya seperti ini, anak-anaknya tumbuh bongsor dan setelah dewasa bingung untuk diet ngecilin badan, tapi sungguh, aku jauh lebih bersyukur atas ibu yang seperti itu.

Mungkin kebiasaan-kebiasaan kecil yang telah dengan sengaja atau tidak ditanamkan sejak kecil seperti itulah yang akhirnya membentuk hati dan kebiasaan seseorang. Orang tua sekarang mungkin akan lebih senang bilang 'tidak!' sambil sedikit membentak atau melotot, lalu anaknya takut dan tidak melakukan perbuatan jelek, daripada dengan lembut menjelaskan ke si anak agar jangan melakukan hal ini atau hal itu karena berbahaya atau mungkin merugikan orang lain. Mungkin berawal sejak kecil dan dari hal-hal kecil seperti itu lah, karakter seseorang akan terbentuk. Dari sana akan terbentuk anak-anak muda yang tidak memberikan kursi KRL nya ke lansia yang lebih berhak, akan terbentuk orang yang menganggap harga diri harkat dan martabat manusia itu berbanding lurus dengan apa yang dikenakannya, atau akan terbentuk jiwa-jiwa yang keras hatinya sampai mereka tega untuk mencuri, menganiaya, membunuh demi untuk apa yang dikehendakinya.

Saya percaya, bahwa karakter seseorang itu 90% dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalamannya. Darah yang diturunkan dari orang tua adalah darah kebiasaan, dan genetik dari lingkungan adalah tentang pola pikir.
Saya harap kita dapat menyikapi dan bertahan diderasnya perkembangan zaman ini, budi pekerti luhur harus tetap mengakar kuat, dan orang pertama yang harus menanamkan itu sejak dini adalah orang tua. Jangan sampai kedewasaan anak mendahului kedewasaan orang tua, sehingga saat para orang tua sadar dan melihat bahwa anaknya telah tumbuh dewasa, mereka kemudian menyesal.
Selamat malam.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar